Minggu, 28 April 2013

Penjual Bakso Malang

Udah tiga malam Bapak penjual Bakso Malang yang sering lewat di depan rumah aku gak jualan, aku sangat khawatir. Jangan-jangan kekhawatiran aku terjadi? Semoga saja kekhawatiran aku itu tidak benar !

Ada seorang penjual Bakso Malang yang biasa lewat di depan gang rumahku, sebenarnya kalau di sebut gang sih bukan gang karena jalan masuk ini muat untuk 2 mobil dan jalan itu bernama Jalan Kaliabang nama yang aneh bukan? pasti yang terlintas di pikiran orang-orang adalah seseorang abang-abang , atau warna merah? Salah semua, karena aku sendiri juga gak tau.

Lanjut ke penjual Bakso Malang. Aku, temanku dan mamahku lumayan sering beli Bakso Malang ke Bapak ini, selain harganya yang murah meriah, se porsi cuma Rp. 3000! Bakso Malang ini juga menjadi pelipur lara di kala kelaparan di malam hari karena Bapak ini mangkalnya setiap jam 9 ke atas. We are the girl is always act like we do diet but we do always starving in the middle of night, hehehe

Lalu, kenapa aku khawatir sekali dengan ketidak beradaan Bakso Malang ini? Apakah karena aku jadi gak menemukan pelipur lara? atau karena tanggal tua jadi gak ada pilihan makan murah? Tentu bukan karena alasan ini !

Jadi, begini ceritanya…
Saat itu aku dan temanku dalam perjalanan pulang jalan-jalan, biasanya aku melewati jalur tercepat menuju rumah . Tapi malam itu aku melewati jalur kanan artinya muter dulu dan memakan waktu lebih lama 15 menit, ya kan gak apa-apa sekali-kali mencari variasi biar gak bosen.

Perjalananku terhenti di sebuah jalan dikarenakan banyak kerumunan orang-orang di sana.. Sungguh mati, aku sangat penasaran ada apa gerangan? akhirnya setelah mencari dan mencari tau, aku mendapatkan seseorang yang dapat diintrogasi. Seorang pemuda dengan pacarnya memberikan informasi bahwasannya ada kecelakaan tadi .

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kembali, setibanya dirumah, temenku tiba-tiba saja berguman :
“Wah, Bapak Bakso Malang gak jualan, padahal aku punya hutang Rp. 3000 ke dia”
Perasaan aku langsung gak enak
“Wah, jangan-jangan….” aku tak meneruskan kalimat itu karena temenku langsung memotong kalimat aku
“Eh, Vin aku tahu apa yang kamu pikirkan, dasar jahat!” omelnya, aku cuma melongo
“Kok kamu tau apa yang aku pikirkan?” kata aku
“Iya tau, dasar kamu jahat! Aku masih punya hutang sama dia tau!” gerutunya, aku diam dan tersenyum
“Wah berarti kami harus ketuk pintu satu persatu di akherat nanti buat nyariin tuh Bapak buat bayar hutang…” Canda aku, temenku cuma nyungut-nyungut

Itu adalah malam pertama aku dan temenku tak dapat menemukan si Bapak Bakso Malang, dan tadi malam adalah malam ke-3. Semalam aku udah mengucapkan janji kalau besok si Bapak Bakso Malang jualan aku mau beli 4 porsi dan membayarnya 6 porsi (yang 1 porsi hutang temenku).

Bapak penjual bakso malang besok jualan ya…
^_^
Sebenarnya disuruh ceritain tentang fenomena yang ada lingkungan sekitar tugasnya, tapi aku hanya bisa nyeritain tentang fenomena tukan Bakso Malang,hehe ga nyambung :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar